KEHIDUPAN KAMPUS

_Kehidupan Kampus dengan Mahasiswanya_

Kehidupan kampus bagi mahasiswa tertentu, kampus menjadi zona nyaman untuk menghabiskan sisa usia serta zona aman agar tidak dikatakan sebagai pengangguran. “Daripada nganggur di rumah lebih baik menjadi mahasiswa di kampus,” kata seorang teman. Saking nyaman menyandang status mahasiswa, tidak jarang sebagian mahasiswa rela menghabiskan waktu studi maksimum 14 semester. Tak apalah lama di kampus, toh masih ada yang menanggung. Beda dari komunitas mahasiswa yang harus mandiri untuk menempuh perjalanan pendidikan. Pembenarannya di kampus bukan kenyamanan, melainkan “keterpaksaan”.
**
Bagi mereka, menjadi mahasiswa adalah kesempatan untuk meraih gemilang masa depan. Karena itulah, banyak di antara mereka yang selama masih menjadi mahasiswa juga ikut berbagai kegiatan kampus atau sambil bekerja paruh waktu. Aktivitas di kampus adalah untuk memperkaya poin, bukan koin. Demi memenuhi kebutuhan, mereka rela berlama-lama di kampus, asal apa yang mereka impikan kelak tercapai. Empat tahun menjadi mahasiswa terasa kurang cukup waktu untuk melakukan usaha diri, menempa diri, mengembangkan diri. Mereka manfaatkan waktu secara baik. Pertanyaannya, lebih banyak mana mahasiswa yang merasa nyaman di kampus dan yang merasa terpaksa terus hidup di kampus? Memang belum ada penelitian mendalam tentang hal itu. Namun bila dilihat dari fenomena kehidupan dan gaya hidup di kampus, tak sulit menemukan banyak kelatahan di kalangan rakyat kampus. Gaya tutur, gaya tubuh, dan gaya bahasa ternyata masih menyisakan ironi dan kegenitan intelektual. Cara-cara bergaya itu ternyata terdukung oleh gaya arsitektur kampus dan lingkungan yang melingkupi. Karena banyak mahasiswa bersepeda motor atau bermobil ketika kuliah, pihak kampus pun tak segan menyediakan tempat parkir luas dan nyaman. Kebijakan praktis kampus bukan untuk mengatur agar mobilitas kendaraan tidak menyesaki ruang belajar, tetapi justru memperluas area parkir. Akibatnya, kampus tampak seperti mall yang kikuk menampung kendaraan.
Kenyamanan tempat makan juga membuat kampus harus menyediakan ruang kantin lebih besar. Bukan hanya mahasiswa yang diuntungkan, pihak kampus pun meraup untung dari sewa tempat para penjaja makanan di kantin. Kampus akhirnya seperti pasar, ramai tawaran dan permintaan makan-minum dari mahasiswa yang lapar atau sekadar nongkrong. Bergaya. Ruang kampus makin sesak dengan transaksi dan ekspresi gaya hidup mahasiswa.

Kehidupan dikampus ini pasti banyak yang dialami oleh mahasiswa Salah satunya yaitu, terlambat masuk kelas sepanjang kuliah, ada kalanya mahasiswa mengalami terlambat masuk ke kelas. Ada yang karena bangun kesiangan, terjebak macet, atau kejadian tak terduga lainnya. Jika sudah kepepet terlambat, beberapa mahasiswa memilih bolos atau titip absen. Tentu hal tersebut bukan contoh yang baik untuk ditiru. Lalu ada juga ketika menjelang ujian Mahasiswa biasanya akan berbondong-bondong mem-fotokopi bahan atau materi kuliah jelang ujian. Mereka akan meminjam slide atau catatan kuliah dari teman yang rajin. Kemudian ada yang tidur disaat jam pelajaran sedang dilaksanakan. Serajin-rajinnya mahasiswa ada kalanya mereka merasa ngantuk saat mengikuti kuliah. Kamu akan menahan rasa kantukmu dengan berbagai macam cara, seperti makan permen, mencatat, dan lain sebagainya. Sedangkan beberapa mahasiswa memilih tidur, baik secara diam-diam sampai terang-terangan.
Bahkan ada juga disaat sedang mengerjakan kelompok sehari semalam bersama teman menjadi rutinitas yang tidak bisa dihindarkan. Teman kelompok juga akan memengaruhi proses penyelesaian tugas. Jika tidak kompak, hal ini juga bisa menyebabkan perselisihan antar anggota kelompok. Selain itu juga banyak yang kehabisan uang, Namanya mahasiswa pasti pernah mengalami kehabisan uang. Hal ini bahkan tak hanya dialami oleh anak kos atau mahasiswa rantau. Mahasiswa yang sedang mengalami masalah finansial biasanya akan hemat, baik saat makan atau tidak ikut nongkrong dengan teman.

. “Saya tidak mau menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang),” kata seorang kawan. Pilihan gaya mahasiswa memang beda-beda. Tergantung pada kenyamanan masing-masing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Hobby

Lemahnya membaca

Pernahkah Kau Jatuh Cinta?